Sulitnya Menjaga Konsistensi

Sudah tiga minggu saya menjalankan pola makan food combining. Pelaksanaannya sendiri tidak terlalu clean karena saya sempat beberapa kali makan soto daging di pagi hari, makan ayam geprek dan ayam goreng tepung padahal yang disarankan adalah makanan yang dikukus, rebus, atau panggang. Secara umum paling tidak 75-80% makanan yang saya konsumsi masih mengikuti aturan main food combining dan saya juga banyak merasakan manfaatnya. Sayang, beberapa hari belakangan ini saya mulai merasa bosan dengan makanan yang saya konsumsi setiap hari dan mulai kangen dengan beberapa makanan sudah lama tidak saya makan. Sepertinya, ini ada pengaruhnya juga dengan PMS yang membuat saya lebih kalap makan dibandingkan hari-hari biasa.

Baca juga: Food Combining Revisited

Saya kangen sekali sarapan berbagai pastry empuk dengan aroma harum mentega dan kayu manis sambil minum kopi panas, saya kangen makan burger dan lumpia, saya pingin makan es krim dan grilled cheese, saya pingin makan keripik kentang, saya kangen makan mi ayam dan bubur manado. Otak saya mencari cara di mana kira-kira saya bisa menyisipkan makanan-makanan itu dalam menu harian, tapi tidak ketemu juga. Semua makanan yang tadi saya sebutkan masuk dalam kategori makanan yang kurang seimbang gizinya, terlalu tinggi karbohidrat dan tentu saja tinggi kalori. Apabila saya sampai mengkonsumsi makanan itu lagi, nanti progress yang sudah saya jalankan tiga minggu ini akan sia-sia, belum lagi saya hampir pasti bakal mengalami masalah pencernaan.

Kalau mengingat lagi pengalaman yang sudah lampau, memang seperti ini lah penyakit saya. Saya memulai sebuah pola makan baru, menjalaninya selama satu dua minggu, kemudian tidak bisa menahan godaan dan akhirnya putus di tengah jalan. Fast forward beberapa bulan, ada pola diet baru lagi yang tampak menarik, saya coba jalankan satu dua minggu, lalu berhenti. Ternyata sulit sekali bagi saya untuk menjaga konsistensi supaya upaya yang saya jalankan bisa membuahkan hasil. Bukan hanya ini, berbagai produk skincare yang saya beli seringkali hanya digunakan beberapa kali saja dan banyak yang kedaluwarsa duluan sebelum habis digunakan.

Wah, jadi malah melantur ke sini ya…

Saya harus selalu ingat bahwa banyak hal butuh proses panjang, oleh karena itu banyak orang bilang “trust the process.” Walaupun berbagai godaan seringkali muncul dan meskipun apa yang dilakukan saat ini tidak signifikan dampaknya. Hal positif yang bisa dihasilkan secara instan hanya ind*mie. Saya harus punya self control dan lebih mindful dalam memberikan self reward, karena biasanya self reward ini yang lumayan sulit untuk dikendalikan apalagi bila urusan pekerjaan sedang berat-beratnya. Karena tidak banyak opsi yang saya miliki untuk self reward, makan enak adalah pilihan yang paling mudah.

Anyways, sejauh ini saya masih bisa menahan diri antara lain dengan mengurangi waktu simak media sosial, apalagi Instagram yang sering sekali menampilkan berbagai reels dan posts makanan enak. Semoga saya tetap istikomah.

Got something to say?