Pohon Eukaliptus Pelangi

Setiap pagi pada perjalanan saya dari stasiun KRL ke kantor, saya selalu melewati Taman Semanggi. Sebagaimana namanya, taman ini terletak persis di bawah Jembatan Semanggi yang ada di kawasan Jakarta Selatan. Di antara jalan raya yang selalu ramai kendaraan hampir sepanjang waktu, keberadaan taman ini terasa menyejukkan mata dengan berbagai pohon rindang peneduh, tanaman hias, dan hamparan rumputnya yang selalu terpangkas rapi.

Setiap kali saya melewati Taman Semanggi, mata saya selalu mencari-cari keberadaan pohon eukaliptus pelangi. Bagaimana tidak, bentuk dan warnanya sangat unik dan menarik, terutama batang pohonnya yang berwarna warni cerah bagaikan dicat. Sejauh pandangan mata saya, ada tiga pohon eukaliptus pelangi yang biasanya saya lihat. Bila kita mengendarai kendaraan dari arah Universitas Atmajaya di samping Plaza Mandiri menuju arah Sudirman Central Business District (SCBD) melalui terowongan Jembatan Semanggi, maka pohon eukaliptus pelangi tersebut akan tampak di sisi kanan jalan. Satu pohon terletak persis setelah terowongan dan dua lagi setelah Jembatan Semanggi.

Pohon eukaliptus pelangi (Eucalyptus deglupta) merupakan tanaman native dari Indonesia, Filipina, dan Papua Nugini. Awalnya saya mengira bahwa pohon ini merupakan tanaman asli Australia, mengingat sebagian besar spesies Eucalyptus terdapat di belahan bumi selatan yaitu di benua Australia, oleh karena itu saya cukup terkejut ketika mengetahui bahwa tanaman ini justru tumbuh di hutan hujan (rainforest) di kawasan asia tenggara.

Sesuai dengan namanya, pohon eukaliptus pelangi memiliki batang pohon dengan warna cerah yang bisa dikelupas dan menampilkan semburat warna oranye, hijau muda, merah, abu-abu, dan cokelat keunguan. Pada pohon yang sering saya lihat di Taman Semanggi, warna-warna yang cukup mendominasi adalah warna oranye terang dan hijau muda. Meskipun merupakan tumbuhan asli Asia Tenggara yang memiliki iklim tropis, pohon ini dapat tumbuh dan bertahan hidup di berbagai belahan bumi termasuk di lokasi dengan iklim subtropis seperti di negara bagian Florida dan California, Amerika Serikat.

Selain berfungsi sebagai tanaman hias, di Filipina pohon eukaliptus pelangi dimanfaatkan sebagai penghasil pulp untuk memproduksi kertas. Kini, populasi pohon eukaliptus pelangi di habitat aslinya sudah jauh berkurang dan diperkirakan dalam 2 abad terakhir, keberadaan tanaman eukaliptus pelangi di seluruh dunia berkurang sekitar 30%. Oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN), spesies ini ditetapkan sebagai spesies yang terancam kepunahan (vulnerable) pada tahun 2019.

Beruntung sekali, saya bisa menikmati keberadaan pohon cantik ini di Jakarta setiap hari tanpa perlu jauh-jauh pergi ke hutan atau ke pusat konservasi.

***

Sumber:

  1. https://en.wikipedia.org/wiki/Eucalyptus_deglupta
  2. https://www.flymeto.com/blog/en/rainbow-eucalyptus-forest/

Got something to say?