Tenggelam

Orang-orang barat kerap menggunakan istilah spring cleaning untuk menyisir barang-barang kepunyaan mereka dan menentukan mana yang sudah tidak diperlukan lagi sebelum akhirnya dibuang. Sebagian orang lagi menyebutnya purging–aktivitas membuang sampah yang sudah lama dimiliki karena sudah tidak diperlukan lagi dan justru dirasa membebani. Beberapa waktu yang lalu, seorang tokoh dari Jepang bernama Marie Kondo memperkenalkan konsep bernama konmari untuk membantu orang-orang untuk membuang barang-barang yang sudah tidak diperlukan, berikut cara untuk merapikan dan menyimpan barang-barang di dalam rumah.

Apa pun istilahnya, bagi saya, kegiatan ini sangat saya perlukan karena saya sudah mulai penat dan stress dengan barang-barang yang memenuhi rumah saya saat ini. Seringkali saya lupa punya barang apa saja, boro-boro dimana saya meletakkannya sehingga di saat saat saya membutuhkan barang tersebut saya tidak bisa menemukannya. Bikin frustrasi. Yang bikin stress lagi adalah semakin banyak barang yg dimiliki, semakin susah juga saat bersih-bersih rumah.

Sempat saya singgung sedikit bahwa saya pernah kewalahan saat packing dan pindahan karena banyaknya barang-barang yang saya miliki, lalu saya berjanji untuk lebih mindful saat membeli barang. Kemudian saya pernah menulis bahwa banyaknya hobi yang saya miliki membuat saya impulsif membeli barang-barang yang mungkin tidak diperlukan. Sayangnya, janji selalu lebih mudah untuk dibuat daripada ditepati. Apalagi sekarang dengan banyaknya toko online yang menawarkan banyak promo dan sangat mudah diakses dari mana saja, godaan belanja sulit untuk dielakkan.

Bukan hanya dari hasil belanja, barang-barang yang berasal dari pemberian orang lain pun menciptakan sampah tersendiri. Berbagai bungkus kado dan bingkisan, wadah plastik, pita, renda, kotak-kotak cantik yang masih bagus, bubble wrap, dan lain sebagainya. Saya orangnya sering merasa eman-eman membuang barang yang masih tampak bagus, cantik, dan layak dipakai–yang masih punya potensi untuk dimanfaatkan menjadi barang lain yang bermanfaat. Tapi ya nyatanya yang terjadi, karena terbatasnya waktu yang saya miliki untuk berkreasi, barang-barang simpanan itu cuma menumpuk di gudang. Terlupakan.

Membahayakan sekali sebenarnya, saya tidak mau menjelma menjadi hoarder, itu lho… orang yang hobi mengumpulkan barang (bahkan yang tidak bermanfaat dan jelas-jelas harus dibuang) sehingga memenuhi seluruh penjuru rumahnya. Duh, amit-amit ya.

Saya butuh purging semua sampah-sampah ini supaya rumah jadi lebih lega dan manageable.

2 comments

  1. Ya akupun sayang membuang barang bekas haha, berbagai bungkusan barang seperti kardus, plastik kresek, tempat telur, pot2 plastik tanaman, bon belanjaan, ya semua kususun rapih tp lama2 numpuk jd sampah kan, pusing waktu pindahan rumah2 thn lalu, kubuang semuanya sampai pak suami geleng2 lihat timbunanku 😆 . Dirumah baru kusimpan sebatas kubutuhkan, klo tempatnya sdh penuh misal tempat kresek, maka yg berikutnya kubuang

    Liked by 1 person

    • Iya Mbak Nella. Saya bener² harus mulai pilah dan buang barang² beginian. Serius sayang banget karena mikir masih bisa dimanfaatkan tapi kok belum kesampaian. Hahaha

      Like

Got something to say?